Kubawa sinyal lamunanku padamu
Dalam domain frekuensi tinggi
Melewati batas samudra Hindia dan laut Jawa
Satu pertanyaan tersisa
Mengapa gravitasi ada, sehingga tubuhku tak dapat ikut lamunanku ke sana
Sesungguhnya aku ingin bertemu dan berkomunikasi real time denganmu
Bukan e-mail atau sekedar getar akustik dari satelit itu
Rasa ini seperti seperti gelombang sinus,
dintegralkan masih serupa
Dideferensialkan juga demikian adanya
Percayalah
Rasa ini selalu berada dalam kondisi mutlak
Tak akan pernah minus, takkan pernah berpaling
Seperti vektor medan listrik, aku adalah muatan uji dalam medan gaya yang terpancar oleh pesonamu
Mendapatkan perhatianmu seperti mempersempit kurva distribusi gauss
Atau menemukan solusi persamaan maxwell
Atau dapat A dalam kuliah medan pertama
Bagai dalam nirwana, setelah menyelesaikan persamaan diferensial orde dua
tanpa kondisi mula
Semua sukar, sulit sekali..
Kulihat kamu seperti mutiara
Kilapnya menyilaukn mata, menentramkan rasa
Kaulihat aku seperti bata diantara mutiara
Sungguh terlihat bedanya, begitu tampak bodohnya
Masihkah kan ada kalimat puitis yang dapat ditulis
Dalam suasana romantis
Hanya ada terang lilin dan senyum manis
Jika seandainya aku autis
Sekarang autis……..
Dan…
Jika aku adalah airmata di matamu, akau akan terus jatuh untuk menyentuh pipi
Dan singgah di bibirmu
Jika kau adalah airmata di mataku, akau tak akan pernah menangis lagi
Sebab aku tak mau kau pergi dari mataku
Hingga suatu saat ada waktuku
Untuk menghapus
Bekas bibirnya di bibirmu dengan bibirku